BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan
adalah sekumpulan pohon-pohon yang sangat berperan penting bagi semua mahluk
hidup. Pohon yang tumbuh di area perbukitan atau pegunungan mampu menahan tanah
dari ancaman erosi akibat air hujan. Hal itupun berlaku bagi Gunung
Goha Uku. Mungkin banyak orang tidak menyadari makna realistis yang terkandung
di balik gunung tersebut. Gunung ini merupakan bentuk sebuah kearifan lokal
yang sederhana dan merupakan kunci kelanjutan nafas dunia karena gunung dan hutannya
merupakan paru-paru dunia. Sebelum saya menjelaskan lebih jauh, mari kita mengetahui
dulu dimana posisi dan apa peranan Gunung Goha Uku.
Gunung
Goha Uku berada di belakang Desa Samo Kecamatan Gane Barat Utara Kabupaten
Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara, Gunung ini menyimpan potensi alam
berupa hutan yang masih lebat dan terkenal angker, karena keangkerannya itu membuat
masyarakat tidak berani menebang pohon ataupun sekedar mengambil getah damar yang
berada di sekitar gunung, hal ini tentunya dapat menjamin organisme untuk
memproduksi makanan melalui serentetan reaksi kimia yang disebut fotosintesis,
salah satu hasilnya adalah oksigen (O2) yang dihirup oleh organisme
lain demi kelangsungan hidupnya termasuk manusia.
B. Kegunaan
Sosiologi
kehutanan berguna untuk memberikan data sosial kehutanan yang diperlukan, diantaranya adalah :
1. Untuk pembangunan kehutanan
2.
Sebagai ilmu penelitian kehutanan
C. Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini agar mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami lebih
lanjut tentang makna dibalik cerita mitos gunung Goha Uku serta sungai ake
mangara yang hingga saat ini masih terjaga keasliannya.
BAB II. PEMBAHASAN
A. Geografis
Administratif
Secara geografis administrasi Desa Samo berada di pulau
halmahera Kecamatan Gane Barat Utara Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi
Maluku Utara, dengan batas wilayahnya :
1. Sebelah
Utara berbatasan dengan Desa Samat
2. Sebelah
Selatan berbatasan dengan Desa Moloku
3. Sebelah
Timur berbatasan dengan Transmigrasi Nusliku
4. Sebelah Barat Desa Samo menghadap pulau kayoa dan makian
B. Suku
Secara
garis besar suku-suku yang mendiami Desa Samo yang berada di kaki gunung goha
uku tersebut terdiri dari :
· Suku
Tobelo
· Suku
Galela
· Suku
Makian
· Suku
Buton
C. Topografi
Desa
Samo merupakan wilayah perbukitan dan gunung dengan ketinggian tempat antara 25
meter – 1.600 meter di atas permukaan
laut. Sebagian besar wilayah Desa Samo adalah pegunungan, kecuali sebagian
kecil tempat desa tersebut berada di dataran rendah.
D. Mata Pencaharian Masyarakat
Desa
Samo merupakan salah satu desa yang mayoritas masyarakatnya bergerak dalam
sektor pertanian perkebunan dan peternakan sapi, di desa ini pertanian
perkebunan menjadi sumber mata pencaharian utama, sedangkan peternakan sapi
hanya sebagai pekerjaan sampingan mereka.
E. Akses Kehutanan
Masyarakat
Desa Samo mengakses hutan sebagai sumber pangan, non pangan dan tanaman
obat-obatan meliputi :
1.
Hasil
hutan sebagai sumber pangan
Hasil
hutan yang tumbuh secara alami di batas lahan kebun masyarakat dan pinggiran
sungai antara lain : Sagu, Bambu, Ganemo, Sayur Paku, Pepaya, kasbi, Pisang dan
kangkung. Begitu pula Sayur Lilin, Keladi, Ubi Jalar dan Nenas yang tumbuh di sekitar
sungai dan pinggiran sungai menjadi hak bersama.
2.
Hasil
hutan sebagai sumber non pangan
Hasil
hutan non-pangan cukup luas, masyarakat desa menjadikan sumber non pangan
adalah : Kayu, Rotan dan Bambu sebagai bahan kerajinan dan kebutuhan rumah
tangga serta daun Sagu sebagai bahan pembuat atap.
3.
Hasil
hutan sebagai tanaman Obat-obatan
Masyarakat
desa pada umumnya memanfaatkan hasil hutan sebagai tanaman obat-obatan, diantaranya
adalah :
Kedondong
hutan, Kulit
batang di cukur dan rendam dengan air hangat dalam mangkok selama + 1
jam kemudian di minum, berkhasiat untuk mengobati batuk dan bau mulut.
Kayu
Susu (Pulai), Kulit batang di cukur dan di rendam
dengan air hangat selama + 1 jam
diminum pagi dan sore, berkhasiat untuk mengobati malaria dan penyakit kencing
manis.
Samama,
Kulit
batang di kupas, rebus dan minum setiap pagi
dan sore, berkhasiat menstabilkan gula darah, menambah kesuburan pria &
wanita serta menjaga daya tahan tubuh.
Tagalolo,
Daun
tagalolo sebanyak + 5 lembar di
giling/tumbuk halus di tambah garam, berkhasiat untuk mengobati bengkak, bisul
dan gigitan ular berbisa.
Pepaya
Hutan
Daun
sebanyak 10 lembar di rebus dan diminum, berkhasiat untuk mengobati deman dan
malaria.
Buah
yang masak di makan sekaligus dengan biji,
berkhasiat mengobati cacingan.
Akar
Kuning, Akar kuning di potong tipis-tipis kemudian direbus,
diminum berkhasiat mengobati malaria, liver dan menjaga stamina agar daya tahan
tubuh tetap terjaga.
Sirsak, Daun
sirsak sebanyak 10 lembar cuci bersih kemudian di rebus saring dan minum, berkhasiat mengobati
penyakit Kanker.
Balacai
(pohon Jarak),
Daun sebanyak 4-5 lembar, 1 sendok kapur di rebus
sampai mendidih, saring dan jadikan obat kumur, berkhasiat menghilangkan gusi
bengkak.
Getah berkhasial mengobati sariawan dan sakit gigi.
Akar
di cuci dan direbus, minum setiap pagi dan sore, berkhasiat mengobati batuk berdahak.
Giawas (Jambu batu), Sebanyak
10-15 lembar daun giawas di rebus kemudian minum, berkhasiat mengobati
sariawan, perut kembung, ambeyen serta mengurangi penyakit maag.
Kembang Sepatu, Sebanyak 7-10 lembar
daun kembang sepatu di remas kemudian minum, berkhasiat mengobati kencing
nanah, haid tidak teratur, sariawan, demam pada anak-anak.
Pohon
Turi
Daun
di tumbuk & diperas dengan air, minum setiap pagi sebelum makan, berkhasiat
mengobati luka dalam, muntah darah, kencing nanah dan menjaga daya tahan tubuh.
Batang di cukur dan di peras, saring kemudian minum,
berkhasiat mengobati luka dalam, batuk berdahak dan berak darah.
Pohon
Gogas, Masyarakat
menyebut nama gogas pohonnya mirip turi,
Daun
ambil secukupnya tambahkan air diperas sampai halus kemudian di saring, minum berkhasiat mengobati batuk.
Batang di cukur dan tambahkan air secukupnya, peras
dan saring kemudian minum, berkhasiat untuk mengobati batuk berdahak dan juga
sakit pinggang.
Jahe, Ambil secukupnya,
cuci dan iris tipis-tipis kemudian
rebus. Minum setiap pagi dan sore, berkhasiat meredakan flu, pilek, sakit gigi,
sakit kepala dan menekan darah tinggi.
F. Konservasi
Konservasi adalah
salah satu upaya memelihara kelestarian sumber daya alam untuk memberikan
manfaat kepada lingkungan dan masyarakat, konservasi tersebut meliputi :
·
Tumbuhan
Masyarakat
desa samo pada umumnya menjadikan tumbuhan enau dan bambu sebagai tanaman konservasi
untuk mengontrol erosi tanah disamping itu masyarakat desa juga ikut menanami
pohon pala dan cengkeh untuk menjaga lereng gunung dari bahaya erosi.
·
Hewan
Satwa liar
yang berada di sekitar gunung Goha Uku sangat banyak jumlahnya, diantaranya
adalah babi, rusa dan berbagai jenis burung endemik pulau halmahera, namun
masyarakat tidak berani berburu di areal gunung tersebut, mengingat gunung ini
menurut cerita masyarakat setempat adalah tempat tinggal para makhlik halus.
· Air
Air adalah salah satu sumber utama yang terpenting
bagi semua makhluk hidup termasuk manusia, konservasi air untuk menjamin peningkatan
kualitas keanekaragaman yang bertujuan mewujudkan pelestarian sumber daya alam
serta keseimbangan ekosistem.
· Hutan
Hutan secara
global penting dalam mengatur iklim dan secara lokal penting dalam mempertahankan
masyarakat yang hidup di sekitar hutan sekaligus melindungi keanekaragaman
hayati dari kepunahan.
G. Sistem
Agroforestry / Wanatani
Pelaksanaan
Areal Model Wanatani di Desa Samo seluruhnya melibatkan peserta kelopmpok tani dengan
pengawasan tenaga teknis dari Dinas Kehutanan Provinsi, kegiatan tersebut di
danai oleh APBD sehingga pelaksanaan penanaman hutan rakyat dilaksanakan sesuai
petunjuk dan arahan teknis Dinas Kehutanan Provinsi.
Pemeliharaan
tanaman oleh kelompok tani mengingat lokasi areal penanaman merupakan lahan hak
milik petani. Sebelum dilaksanakan kegiatan penanaman ada sebagian kelompok tani
yang dilatih terlebih dahulu untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman
tentang penanaman.
Adapun
bantuan jenis-jenis tanaman hutan rakyat, antara lain :
· Pala
· Samama
· Binuang
· Sengon
· Ketapang
· Bintangor
Kegiatan
penaman dilaksanakan di areal perkebunan dengan jenis tanaman pala, sedangkan di lokasi batas-batas
perkebunan masyarakat dilaksanakan penanaman dengan jenis : Samama, Binuang, Mersawa, Mahoni dan sengon.
Kegiatan penaman dengan jenis Bintangor
dan Ketapang dilaksanakan pada areal pesisir pantai.
H. Kearifan
Lokal yang berbasis konservasi
Secara
singkat Penulis akan menjelaskan kepercayaan masyarakat Desa Samo terhadap Gunung
Goha Uku, gunung ini menurut cerita masyarakat setempat memiliki filosofi diantaranya :
1. Keangkerannya
Gunung
Goha Uku menurut cerita masyarakat adalah gunung tempat bermukimnya para makhluk
halus (bangsa Jin) sehingga masyarakat setempat tidak berani menebang pohon ataupun
hanya sekedar mengambil getah damar di area gunung tersebut kecuali masyarakat tertentu
yang sudah turun temurun mendiami desa tersebut, yakni masyarakat suku
Tobelo-Galela (Togale) bisa mengambil getah damar dengan catatan harus minta
ijin (basiloloa) hal ini tidak berlaku bagi suku lain yang mendiami desa
tersebut. Menurut kepercayaan masyarakat setempat apabila ada orang luar dari
desa tersebut yang sengaja mengambil
getah damar atau menebang pohon di lokasi gunung tersebut, maka orang itu tidak
bisa pulang karena sudah kehilangan jalan.
Dengan
cerita mitos inilah yang menyebabkan hutan di gunung tersebut masih tergolong
primer.
2.
Keaslian
Hutannya
Keberadaan
hutan di gunung tesebut terlihat cukup lebat, hal ini tidak terlepas dari
cerita dongeng yang beredar di kalangan masyarakat setempat sehingga masyarakat
menjadi takut dan tidak menebang pohon ataupun sekedar mengambil getah damar. Hutan
di gunung ini terdapat juga satwa liar yang cukup banyak salah satunya adalah rusa,
namun masyarakat tidak berani berburu karena rusa yang ada sebagian besar
jelmaan makhluk halus dari penghuni gunung tersebut.
Menurut
cerita masyarakat setempat pada tahun 2002 ada seorang turis berkebangsaan Spanyol
melakukan penelitian di gunung goha uku, sang turis bersama pemandu yang
berasal dari pulau jawa tidak membawa salah satu penduduk setempat sebagai
penunjuk jalan sehingga sang turis dan
pemandu kehilangan jalan, tidak lama kemudian sang turis bersama pemandu mendapat
gangguan berupa pukulan dan cakaran dari makhluk halus yang menyebabkan luka
goresan di sekujur tubuh sang turis, namun sang turis mengaku tidak mengetahui
siapa yang memukul dan mencakar, kata sang turis melalui pemandu dalam bahasa
indonesia dia dipukul dan dicakar namun dia tidak melihat siapa yang memukul
dan mencakarnya.
Dari
hasil cerita inilah menjadi bukti keangkeran gunung goha uku yang hingga saat
ini masih asli dan belum ada masyarakat yang berkebun di areal gunung tersebut.
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan keangkeran gunung goha uku
membuat hutan di gunung tersebut masih primer, hal ini tidak terlepas dari
cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat setempat sehingga masyarakat menjadi
takut dan tidak menebang pohon ataupun sekedar mengambil getah damar.
Melalui
makalah ini saya bukanya menagajak untuk mengangkerkan gunung Goha Uku ataupun
menyebarkan mitos-mitos di lingkungan lain, tetapi saya lebih ingin menekankan
bahwa sesungguhnya para pendahulu kita yang hidup di jaman dahulu sudah
memikirkan bahwa hutan akan memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup
masyarakat, hanya saja para pendahulu kita yang hidup di jaman itu mungkin
kesulitan menjelaskan kepada orang-orang yang hidup di jaman sekarang dengan
penjelasan yang logis, maka dipililah metode pengangkeran sebagai pilihan yang
tepat pada saat itu.
Dengan
adanya cerita mitos ini secara tidak langsung dapat melindungi keanekaragaman
hayati berupa potensi hutan alam yang masih murni maupun satwa air yang berada
di sungai ake mangara dapat terpelihara dengan baik.
B. Saran
Melalui makalah ini
penulis memberikan saran kepada pembaca agar dijadikan :
1. Sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan tentang cerita-cerita mitos yang beredar di
kalangan masyarakat.
2. Penulisan
makalah ini masih perlu dilakukan perbaikan sehingga saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat di harapkan.
3. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar