Kamis, 06 Agustus 2015

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA SAMO MALUKU UTARA



BAB I.   PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Hutan adalah sekumpulan pohon-pohon yang sangat berperan penting bagi semua mahluk hidup. Pohon yang tumbuh di area perbukitan atau pegunungan mampu menahan tanah dari ancaman erosi akibat air hujan. Hal itupun berlaku bagi Gunung Goha Uku. Mungkin banyak orang tidak menyadari makna realistis yang terkandung di balik gunung tersebut. Gunung ini merupakan bentuk sebuah kearifan lokal yang sederhana dan merupakan kunci kelanjutan nafas dunia karena gunung dan hutannya merupakan paru-paru dunia. Sebelum saya menjelaskan lebih jauh, mari kita mengetahui dulu dimana posisi dan apa peranan Gunung Goha Uku.
Gunung Goha Uku berada di belakang Desa Samo Kecamatan Gane Barat Utara Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara, Gunung ini menyimpan potensi alam berupa hutan yang masih lebat dan terkenal angker, karena keangkerannya itu membuat masyarakat tidak berani menebang pohon ataupun sekedar mengambil getah damar yang berada di sekitar gunung, hal ini tentunya dapat menjamin organisme untuk memproduksi makanan melalui serentetan reaksi kimia yang disebut fotosintesis, salah satu hasilnya adalah oksigen (O2) yang dihirup oleh organisme lain demi kelangsungan hidupnya termasuk manusia.

B.    Kegunaan
Sosiologi kehutanan berguna untuk memberikan data sosial kehutanan yang diperlukan, diantaranya adalah  :
1.    Untuk pembangunan kehutanan
2.      Sebagai ilmu penelitian kehutanan

C.    Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini agar mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami lebih lanjut tentang makna dibalik cerita mitos gunung Goha Uku serta sungai ake mangara yang hingga saat ini masih terjaga keasliannya.


BAB II.  PEMBAHASAN


A.    Geografis Administratif        
Secara geografis administrasi Desa Samo berada di pulau halmahera Kecamatan Gane Barat Utara Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara, dengan batas wilayahnya   :
1.   Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Samat
2.   Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Moloku
3.    Sebelah Timur berbatasan dengan Transmigrasi Nusliku
4.    Sebelah Barat Desa Samo menghadap pulau kayoa dan makian

B.     Suku
Secara garis besar suku-suku yang mendiami Desa Samo yang berada di kaki gunung goha uku tersebut terdiri dari  :
·    Suku Tobelo
·    Suku Galela
·    Suku Makian
·    Suku Buton

C.    Topografi
Desa Samo merupakan wilayah perbukitan dan gunung dengan ketinggian tempat  antara  25 meter  – 1.600 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Desa Samo adalah pegunungan, kecuali sebagian kecil tempat desa tersebut berada di dataran rendah.

D.    Mata Pencaharian Masyarakat
Desa Samo merupakan salah satu desa yang mayoritas masyarakatnya bergerak dalam sektor pertanian perkebunan dan peternakan sapi, di desa ini pertanian perkebunan menjadi sumber mata pencaharian utama, sedangkan peternakan sapi hanya sebagai pekerjaan sampingan mereka.

E.    Akses Kehutanan
Masyarakat Desa Samo mengakses hutan sebagai sumber pangan, non pangan dan tanaman obat-obatan meliputi  :
1.   Hasil hutan sebagai sumber pangan
Hasil hutan yang tumbuh secara alami di batas lahan kebun masyarakat dan pinggiran sungai antara lain : Sagu, Bambu, Ganemo, Sayur Paku, Pepaya, kasbi, Pisang dan kangkung. Begitu pula Sayur Lilin, Keladi, Ubi Jalar dan Nenas yang tumbuh di sekitar sungai dan pinggiran sungai menjadi hak bersama.

2.   Hasil hutan sebagai sumber non pangan
Hasil hutan non-pangan cukup luas, masyarakat desa menjadikan sumber non pangan adalah : Kayu, Rotan dan Bambu sebagai bahan kerajinan dan kebutuhan rumah tangga serta daun Sagu sebagai bahan pembuat atap.

3.   Hasil hutan sebagai tanaman Obat-obatan
Masyarakat desa pada umumnya memanfaatkan hasil hutan sebagai tanaman obat-obatan, diantaranya adalah  :
Kedondong hutan,  Kulit batang di cukur dan rendam dengan air hangat dalam mangkok selama + 1 jam kemudian di minum, berkhasiat untuk mengobati batuk dan bau mulut.

Kayu Susu (Pulai), Kulit batang di cukur dan di rendam dengan air hangat selama  ­+ 1 jam diminum pagi dan sore, berkhasiat untuk mengobati malaria dan penyakit kencing manis.

Samama, Kulit batang di kupas, rebus  dan minum setiap pagi dan sore, berkhasiat menstabilkan gula darah, menambah kesuburan pria & wanita serta menjaga daya tahan tubuh.

Tagalolo, Daun tagalolo sebanyak  ­+ 5 lembar di giling/tumbuk halus di tambah garam, berkhasiat untuk mengobati bengkak, bisul dan gigitan ular berbisa.

Pepaya Hutan
Daun sebanyak 10 lembar di rebus dan diminum, berkhasiat untuk mengobati deman dan malaria.
Buah yang masak di makan sekaligus dengan biji,  berkhasiat mengobati cacingan.

Akar Kuning, Akar kuning  di potong tipis-tipis kemudian direbus, diminum berkhasiat mengobati malaria, liver dan menjaga stamina agar daya tahan tubuh tetap terjaga.

Sirsak, Daun sirsak sebanyak 10 lembar cuci bersih kemudian di rebus  saring dan minum, berkhasiat mengobati penyakit Kanker.

Balacai  (pohon Jarak),
Daun  sebanyak 4-5 lembar, 1 sendok kapur di rebus sampai mendidih, saring dan jadikan obat kumur, berkhasiat menghilangkan gusi bengkak.
Getah  berkhasial mengobati sariawan dan sakit gigi.
Akar di cuci dan direbus, minum setiap pagi dan sore, berkhasiat mengobati batuk berdahak.

Giawas (Jambu batu), Sebanyak 10-15 lembar daun giawas di rebus kemudian minum, berkhasiat mengobati sariawan, perut kembung, ambeyen serta mengurangi penyakit maag. 

Kembang Sepatu,  Sebanyak 7-10 lembar daun kembang sepatu di remas kemudian minum, berkhasiat mengobati kencing nanah, haid tidak teratur, sariawan, demam pada anak-anak.

Pohon Turi
Daun di tumbuk & diperas dengan air, minum setiap pagi sebelum makan, berkhasiat mengobati luka dalam, muntah darah, kencing nanah dan menjaga daya tahan tubuh.
Batang  di cukur dan di peras, saring kemudian minum, berkhasiat mengobati luka dalam, batuk berdahak dan berak darah.

Pohon Gogas,  Masyarakat menyebut nama gogas pohonnya mirip turi,
Daun ambil secukupnya tambahkan air diperas sampai halus kemudian  di saring, minum berkhasiat mengobati batuk.
Batang  di cukur dan tambahkan air secukupnya, peras dan saring kemudian minum, berkhasiat untuk mengobati batuk berdahak dan juga sakit pinggang.

Jahe,  Ambil secukupnya, cuci dan  iris tipis-tipis kemudian rebus. Minum setiap pagi dan sore, berkhasiat meredakan flu, pilek, sakit gigi, sakit kepala dan menekan darah tinggi.


F.     Konservasi
Konservasi adalah salah satu upaya memelihara kelestarian sumber daya alam untuk memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyarakat, konservasi tersebut meliputi  :
·         Tumbuhan
Masyarakat desa samo pada umumnya menjadikan tumbuhan enau dan bambu sebagai tanaman konservasi untuk mengontrol erosi tanah disamping itu masyarakat desa juga ikut menanami pohon pala dan cengkeh untuk menjaga lereng gunung dari bahaya erosi.
·         Hewan
Satwa liar yang berada di sekitar gunung Goha Uku sangat banyak jumlahnya, diantaranya adalah babi, rusa dan berbagai jenis burung endemik pulau halmahera, namun masyarakat tidak berani berburu di areal gunung tersebut, mengingat gunung ini menurut cerita masyarakat setempat adalah tempat tinggal para makhlik halus.
·       Air
Air adalah salah satu sumber utama yang terpenting bagi semua makhluk hidup termasuk manusia, konservasi air untuk menjamin peningkatan kualitas keanekaragaman yang bertujuan mewujudkan pelestarian sumber daya alam serta keseimbangan ekosistem.
·       Hutan
Hutan secara global penting dalam mengatur iklim dan secara lokal penting dalam mempertahankan masyarakat yang hidup di sekitar hutan sekaligus melindungi keanekaragaman hayati dari kepunahan.

G.   Sistem Agroforestry / Wanatani

Pelaksanaan Areal Model Wanatani di Desa Samo seluruhnya melibatkan peserta kelopmpok tani dengan pengawasan tenaga teknis dari Dinas Kehutanan Provinsi, kegiatan tersebut di danai oleh APBD sehingga pelaksanaan penanaman hutan rakyat dilaksanakan sesuai petunjuk dan arahan teknis Dinas Kehutanan Provinsi.
Pemeliharaan tanaman oleh kelompok tani mengingat lokasi areal penanaman merupakan lahan hak milik petani. Sebelum dilaksanakan kegiatan penanaman ada sebagian kelompok tani yang dilatih terlebih dahulu untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penanaman.
Adapun bantuan jenis-jenis tanaman hutan rakyat, antara lain  :
·       Pala
·       Samama
·       Binuang
·       Sengon
·       Ketapang
·       Bintangor
Kegiatan penaman dilaksanakan di areal perkebunan dengan jenis tanaman pala, sedangkan di lokasi batas-batas perkebunan masyarakat dilaksanakan penanaman dengan jenis : Samama, Binuang, Mersawa, Mahoni dan sengon. Kegiatan penaman dengan jenis Bintangor dan Ketapang  dilaksanakan pada  areal pesisir pantai.
H.   Kearifan Lokal yang berbasis konservasi
Secara singkat Penulis akan menjelaskan kepercayaan masyarakat Desa Samo terhadap Gunung Goha Uku, gunung ini menurut cerita masyarakat setempat memiliki filosofi diantaranya  :
1.       Keangkerannya
Gunung Goha Uku menurut cerita masyarakat adalah gunung tempat bermukimnya para makhluk halus (bangsa Jin) sehingga masyarakat setempat tidak berani menebang pohon ataupun hanya sekedar mengambil getah damar di area gunung tersebut kecuali masyarakat tertentu yang sudah turun temurun mendiami desa tersebut, yakni masyarakat suku Tobelo-Galela (Togale) bisa mengambil getah damar dengan catatan harus minta ijin (basiloloa) hal ini tidak berlaku bagi suku lain yang mendiami desa tersebut. Menurut kepercayaan masyarakat setempat apabila ada orang luar dari desa tersebut  yang sengaja mengambil getah damar atau menebang pohon di lokasi gunung tersebut, maka orang itu tidak bisa pulang karena sudah kehilangan jalan.
Dengan cerita mitos inilah yang menyebabkan hutan di gunung tersebut masih tergolong primer.

2.     Keaslian Hutannya
Keberadaan hutan di gunung tesebut terlihat cukup lebat, hal ini tidak terlepas dari cerita dongeng yang beredar di kalangan masyarakat setempat sehingga masyarakat menjadi takut dan tidak menebang pohon ataupun sekedar mengambil getah damar. Hutan di gunung ini terdapat juga satwa liar yang cukup banyak salah satunya adalah rusa, namun masyarakat tidak berani berburu karena rusa yang ada sebagian besar jelmaan makhluk halus dari penghuni gunung tersebut.
Menurut cerita masyarakat setempat pada tahun 2002 ada seorang turis berkebangsaan Spanyol melakukan penelitian di gunung goha uku, sang turis bersama pemandu yang berasal dari pulau jawa tidak membawa salah satu penduduk setempat sebagai penunjuk  jalan sehingga sang turis dan pemandu kehilangan jalan, tidak lama kemudian sang turis bersama pemandu mendapat gangguan berupa pukulan dan cakaran dari makhluk halus yang menyebabkan luka goresan di sekujur tubuh sang turis, namun sang turis mengaku tidak mengetahui siapa yang memukul dan mencakar, kata sang turis melalui pemandu dalam bahasa indonesia dia dipukul dan dicakar namun dia tidak melihat siapa yang memukul dan mencakarnya.
Dari hasil cerita inilah menjadi bukti keangkeran gunung goha uku yang hingga saat ini masih asli dan belum ada masyarakat yang berkebun di areal gunung tersebut.





BAB III.  PENUTUP


A.     Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan keangkeran gunung goha uku membuat hutan di gunung tersebut masih primer, hal ini tidak terlepas dari cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat setempat sehingga masyarakat menjadi takut dan tidak menebang pohon ataupun sekedar mengambil getah damar.
Melalui makalah ini saya bukanya menagajak untuk mengangkerkan gunung Goha Uku ataupun menyebarkan mitos-mitos di lingkungan lain, tetapi saya lebih ingin menekankan bahwa sesungguhnya para pendahulu kita yang hidup di jaman dahulu sudah memikirkan bahwa hutan akan memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat, hanya saja para pendahulu kita yang hidup di jaman itu mungkin kesulitan menjelaskan kepada orang-orang yang hidup di jaman sekarang dengan penjelasan yang logis, maka dipililah metode pengangkeran sebagai pilihan yang tepat pada saat itu.
Dengan adanya cerita mitos ini secara tidak langsung dapat melindungi keanekaragaman hayati berupa potensi hutan alam yang masih murni maupun satwa air yang berada di sungai ake mangara dapat terpelihara dengan baik.

B.    Saran
Melalui makalah ini  penulis memberikan saran kepada pembaca agar dijadikan  :
1.   Sebagai bahan untuk  menambah pengetahuan  tentang cerita-cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
2.   Penulisan makalah ini masih perlu dilakukan perbaikan sehingga saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat  di harapkan.
3.   Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua